Dianggap Ganggu Roda Perekonomian, Penulis Arab Saudi Usulkan Shalat Isya Ditunda

Sebuah supermarket di Arab Saudi | alarabiya © reuters
Setelah melemparkan wacana untuk mengubah libur pekanan dari Kamis dan Jumat menjadi Jumat dan Sabtu untuk mendorong perekonomian negara dan mengikuti pergerakan pasar global, seorang penulis dan wartawan Arab Saudi, Abdullah Bajeber memandang perlunya menunda pelaksanaan shalat Isya. Usulan ini dia sampaikan melalui artikel dalam surat kabar Al Iqtishadiyah dengan judul, “Tundalah pelaksanaan shalat Isya dan bertawakallah kepada Allah.”

Menurut Bajeber, waktu pelaksanaan shalat isya bertepatan dengan banyaknya permintaan dari pelanggan di samping waktunya yang berdekatan dengan shalat maghrib. Oleh karena itu, katanya, gerak perekonomian akan terhenti dua kali berturut-turut dalam waktu berdekatan. Apalagi, ketika penjaga toko melaksanakan shalat Isya, para pembeli terutama kaum perempuan duduk di jalan-jalan dan trotoar untuk menunggu toko dibuka kembali, sehingga mereka berpeluang mengalami pelecehan seksual.

Lebih lanjut, Bajeber mengatakan, kenapa kita tidak menunda pelaksanaan shalat Isya padahal banyak ulama yang berpendapat bahwa shalat Isya boleh ditunda hingga tengah malam. Bajeber bahkan membeberkan hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam yang menerangkan bahwa agama itu mudah dan tidak sulit. Penulis yang dinilai membawa pemikiran liberal ini juga menyebutkan sebuah riwayat, bahwa jika Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam dihadapkan pada dua perkara maka beliau memilih yang lebih mudah di antara keduanya. Dia mengutip dalil dari Al-Qur`an dan hadits yang disampaikan Ustadz Abdur Rahman Al Khatib di surat kabar Al-Hayat dan alasan sosial ekonomi yang dipaparkan oleh Halimah Muzaffar.

Bajeber meminta masyarakat umum untuk membandingkan hukum syariat dengan tuntunan kehidupan di era modern ini. Menurutnya, tidak masuk akal jika pada masa sekarang kita masih mengacu pada adat dan tradisi orang-orang dahulu. Di samping itu, kondisi masyarakat telah berubah dari era kafilah ke era mobil dan pesawat terbang, dan dari masa kuda pengantar pos ke masa internet dan hand phone. “Sebuah budaya itu harus bermanfaat dan produktif bagi kehidupan kita agar dapat menatap masa depan yang cemerlang. Jika mengganggu roda perekonomian maka budaya itu harus dipertimbangkan kembali untuk diterapkan pada masa sekarang,” imbuhnya.

Sumber : http://news.fimadani.com/read/2013/04/29/dianggap-ganggu-roda-perekonomian-penulis-arab-saudi-usulkan-shalat-isya-ditunda/

0 Response to "Dianggap Ganggu Roda Perekonomian, Penulis Arab Saudi Usulkan Shalat Isya Ditunda"

Posting Komentar